SAY NO TO MINING IN NORTH MOLUCAS

SAY NO TO MINING IN NORTH MOLUCAS
WALHI MALUT Aksi Teatrikal Hari Anti Tambang

Rabu, 15 Juni 2011

Rusia Investasi 30 T di Malut


Malut Post, 21 Februari 2011

§  Solway Grup Kelola Industri Nikel dan Pembangkit Listrik

Jakarta-Sumber bahan tambang khususnya Nikel di Maluku Utara menjadi perhatian serius dunia internasional. Bahkan Maluku Utara dinilai sebagai daerah strategis untuk pengembangan industry baru di Indonesia. Buktinya sebuah perusahaan pertambangan raksasa internasional asal rusia, Solwy Grup yang berbasis di Cyprus, memastikan keputusannya untuk menginvestasikan dana senilai US 3 Miliar atau jika dirupiahkan menggunakan kurs Rp. 10 ribu mencapai Rp 30 triliun. Nikel investasikan sebesar itu digunakan untuk membangun kompleks industry ferro-nikel terintegrasi di Maluku Utara.

Vasily Tsarev, president Bantry Corporation-partner tunggal dan kunsultan Solwy, mangatakan, proyek tersebut sebenarnya sudah diumumkan oleh menteri coordinator perekonomian Hatta Rajasa pada senin pekan lalu.

“proyek dengan investasi US 3 Miliar itu mencakup fasilitas smelter berkapasitas olah 50 ribu ton per tahun. Pembangkit listrik gas batu bara bertenaga 400 MW, infrastruktur transportasi, hingga komunikasi, “ujar Vasily Kamis (17/2) pekan lalu. 

Menurut Vasily, pembangunan fasilitas smester akan menelan investasi sekitar US 9000 juta, adapun pembangkit listrik ditaksir menelan investasi US 800 Juta, dan sisanya digunakan untuk pembangunan sarana lainnya.

Tidak hanya itu, solwy Grup juga akan membangun sarana transportasi seperti pelabuhan dan jalan raya, serta sarana komunikasi. Bahkan proyek industry tersebut juga akan menghidupkan kota baru yang akan menampung 1.500 keluarga atau 4.000 jiwa. 

Vasily mengungkapkan basis sumber daya untuk pembangunan pabrik terletak di Halmahera timur dengan dukungan konsensi di Sulawesi Tenggara. Cadangan tambang nikel juga tersedia di Sulawesi selatan, hingga papua.

“saat ini kami memiliki cadangan nikel-42  juta ton yang sudah diklasifikasi, dan 115 juta tin cadangan. Namun kami tetap memperluas cadangan dengan melakukan akuisi konsensi,”ujarnya.
Sementara itu, menurut dia, solwy memiliki konsensi batu bara di Papua Barat yang akan menyuplai pembangkit gas batu bara di dekat smelter, sebagai pembangkit listrik yang merupakan pembangkit ramah lingkungan. (bic/sad)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar