SAY NO TO MINING IN NORTH MOLUCAS

SAY NO TO MINING IN NORTH MOLUCAS
WALHI MALUT Aksi Teatrikal Hari Anti Tambang

Jumat, 03 Januari 2014

Teluk Gane




TERNATE - Senja merapat membiaskan cakrawala merah dari ujung horizon. Perahu-perahu nelayan mulai mendendangkan irama di sepenggal teluk. Ada yang dari melaut, ada pula dari kebun. Mereka kembali ke perkampungan, dari ruang produktifitas harian.

Teluk Gane, atau lebih sering warga tempatan menyebutnya hol, masih padat ditumbuhi vegetasi mangrove. Tak hanya perahu bermesin yang melintas, beberapa perahu penuh muatan hasil kebun, tampak perlahan menyusuri tepian hol. Dendang dan canda tawa, merupakan kebiasan warga Gane Dalam saat pulang dari laut maupun kebun.

Tahun 1962, daerah Hol Gane Dalam pernah menjadi pangkalan angkatan laut Indonesia dalam ekspansi ke Irian Barat. Beberapa orang saksi hidup zaman itu, seperti Pak Salmin Sahiba dan Pak Wahab, masih bisa bertutur dengan runtut kisahnya.

“Saat itu daerah hol dipenuhi dengan 58 buah kapal pemburu, serta kapal logistik dan kapal minyak berjumlah 64 armada. Soeharto pun ada, Ia masih berpangkat letkol. Kalau tak salah, Ia di Kapal Perang Multatuli,” tutur Pak Salmin.

“Mungkin lokasi hol strategis untuk pasukan Indonesia saat itu, karena sangat rimbun, dan teduh dari gelombang laut. Juga dekat dengan Papua Barat. Warga Gane juga bersumpah menjaga kerahasiaan armada laut republik,” sambung Pak Wahab.

“Kami cukup dekat dengan para tentara. Kalau mau ke kebun, kami sering dipanggil mampir untuk makan. Hingga pernah, suatu waktu saat berada di kapal, sirine perang berbunyi, kami kalut, seorang Perwira memerintahkan untuk turun ke Palka. Ternyata ada info, sebuah pesawat sementara terbang mendekati lokasi hol,” tutur Pak Salim.

“Di kampung, warga juga menjadi panik mendengar suara sirine. Ternyata, pesawat yang mendekat adalah milik Indonesia. Semua orang lega,” ungkap Pak Wahab. Kepingan sejarah masa silam itu, senantiasa membekas dalam ingatan mereka berdua.

Kini, warga Gane tak lagi berjuang membantu tentara, tapi mereka berjuang mempertahankan Hol Gane dan wilayah perkebunan mereka dari ekspansi perkebunan sawit milik PT. Gane Mandiri Membangun. Pada tanggal 2 juni 2013, sebanyak 17 orang warga Gane disergap, ditangkap layaknya penjahat oleh aparat kepolisian Halmahera Selatan.

Dari Hol Gane, mereka diangkut ke Pulau Bacan, dengan tuduhan menghalangi investasi dan mencuri kayu milik perusahaan. Dalam persidangan kemudian, ternyata tuduhan tersebut tidak terbukti. Warga Gane dinyatakan bebas murni. Kini kasusnya masih di Mahkamah Agung, karena Jaksa mengajukan kasasi.

Teluk Gane yang biasa disebut hol oleh warga tempatan, sepasang kakek dan nenek terlihat santai mendayung perahunya mengarah pulang. Dan, senjapun masih merapat membiaskan cakrawala merah di ujung horizon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar