SAY NO TO MINING IN NORTH MOLUCAS

SAY NO TO MINING IN NORTH MOLUCAS
WALHI MALUT Aksi Teatrikal Hari Anti Tambang

Jumat, 03 Januari 2014

Air Yang Hilang




TERNATE - Matahari masih menyengat, walau telah pukul setengah lima sore. Kaki-kaki kecil yang lincah memainkan debu siang tadi, kini berjalan teratur dibelakang orang tua mereka. Tangannya menggenggam jerigen lima liter. Sementara orang tuanya memikul botol galon air mineral. Setiap sore, mereka harus berjalan mengambil air di bak penampung air hujan yang digunakan bersama-sama.

“sudah satu bulan lebih hujan tidak turun dan persediaan air di bak penampung juga hampir habis.” kata ibu lia, suatu sore dirumah seorang warga, disamping kantor Kelurahan Mado.

Kelurahan Mado, yang baru terbentuk berdasarkan Perda Kota Ternate Nomor 1 Tahun 2009 itu, tidak memiliki sumber air bersih yang lain, selain air hujan. Ada 41 bak penampung air hujan yang digunakan oleh 62 kepala keluarga.

“sudah dari dulu torang bagini. Sampe torang pe tubuh so tara bisa minum air yang laeng. Kalo torang minum air yang lain, pasti langsung buang-buang air. Jadi misalnya kalo torang mo pigi ke Ternate, torang pasti bawa air minum –air hujan yang dimasak– dari rumah.” Kata ibu Wen.

Di Kelurahan yang merupakan perkampungan awal di Pulau Hiri ini, sangat bergantung pada hujan. Kegelisahan sangat jelas terlihat diraut wajah mereka, ketika kemarau panjang melanda. Seperti pada tiga bulan terakhir ini. Setiap hari mereka mengharapkan datangnya hujan.

Untuk menghemat air hujan di bak penampungan, mereka terpaksa berjalan tiga sampai lima kilometer untuk pergi mencuci pakaian di sumur kelurahan tetangganya. Walaupun air di sumur tersebut pun kadar garamnya sangat tinggi.

“saya bacuci disitu tapi pakeang jaga baputih kalo so karing.” kata Ibu Ina.

Pemenuhan terhadap air bersih oleh Negara adalah hak dasar yang wajib didapatkan oleh setiap warga Negara. Tetapi setelah 68 tahun kemerdekaan RI, masyarakat Kelurahan Mado tidak pernah mendapatkannya. Mereka seakan hilang dari perhatian pemerintah.

Tawa kecil yang seharusnya meramaikan sore, terpaksa harus membantu memenuhi kebutuhan air bersih untuk keluarga. Dan mentaripun tenggelam sekeras cadas di kaki Mado.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar