SAY NO TO MINING IN NORTH MOLUCAS

SAY NO TO MINING IN NORTH MOLUCAS
WALHI MALUT Aksi Teatrikal Hari Anti Tambang

Selasa, 26 Juli 2011

SAGU vs SAWIT


Yahya Mahmud
Muhammad Tegar Nahdiyin 
Muhammad Jamilurrahman 
 Zahratul Al-Mutmainnah. 
(Pegiat Lingkungan Hidup dan Hak Azasi Manusia) 


Kalau ada air putih kenapa
harus memilih
Coca Cola
yang memerlukan anggaran
begitu besar karena
Air Putih mungkin saja gratis.
( Abaya )
.

Sagu dan Sawit dalam bahasa kedua kata ini di awali dengan huruf “S” akan tetapi di akhir kata terjadi perbedaan yang sangat jauh. Kata sagu diakhiri dengan huruf "U" dan kata sawit diakhiri dengan huruf "T". Huruf "U" dan "T" bukan berarti tidak memiliki arti sama sekali akan tetapi pada kesempatan ini kedua huruf ini penulis mengartikan sebagi berikut, "U" penulis mengartikan sebagi "Untung" dan "T" Penulis mengartikan sebagai "Tekor" atau Rugi. 

Pohon Sagu adalah tanaman tahunan dan memiliki ciri khas tersendiri, tanaman ini oleh masyarakat Maluku Utara bisa diolah untuk dijadikan beberapa jenis bahan dan makanan yang memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi, hasil dari olahan pohon sagu ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menaggulangi biaya kesehatan keluarga, biaya pendidikan anak-anak dan juga bisa dijadikan bekal untuk bertahan hidup keluarga dan bahkan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan lainya. Nilai ekonomis yang penulis maksudkan adalah pertama, Daun Pohon sagu bisa di olah ( anyam ) untuk dijadikan katu sebagai bahan baku atap rumah yang ramah dengan lingkungan ketimbang menggunakan bahan yang lain.kedua pelepah Pohon Sagu bisa diolah untuk dijadikan dinding rumah,dagingnya oleh masyarakat diolah untuk dijadikan tepung sagu dan kalau pun daging sagu ini tidak diolah akan berkembang biak Ulat sagu dan memiliki nilai protein yang sangat tinggi serta di areal pengolahan sagu ini juga akan tumbuh jamur-jamur sagu yang oleh masyarakat dijadikan sebagai makanan penggati ikan dan perlu diketahun pula bahwa jamur sagu ini juga memiliki nilai gizi yang sangat tinggi.satu hal yang sangat menarik dari tumbuhan Pohon sagu adalah dapat menyimpan air dengan debit yang sangat banyak jadi tumbuhan ini bukan rakus akan air akan tetapi, dapat mengahasilkan air. dan ketika kita berbicara tentang manfaat dan keberuntukanya ,maka Pohon sagulah justeru Komoditi yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat dan alam bukan kelapa sawit atau yang lain. 

Dalam undang-undang No 36 tahun 1999 dan juga DUHAM ayat ( 1 ) sangat jelas membicarakan tentang 10 ( sepuluh ) hak masyarakat yang harus di penuhi oleh negara dan hak ini tidak bisa di abaikan begitu saja atau ditawar-tawar oleh negara ,karena ketika Negara melanggar atau mengabaikan hak ini maka Negara secara langsung telah melakukan pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia.dalam UU No 36 tahun 1999 pasal ( 1 ) ayat (3 ) mengatakan dengan jelas betapa pentingnya Air bagi masyarakat. 

Kelapa Sawit dalam pemahaman penulis adalah pertama rakus akan lahan, rakus akan Air, buruh murah, Tumbuhan Tunggal tidak seperti kelapa dalam yang sering di kembangkan oleh masyarakat, karena Kelapa dalam masih bisa ditanami komoditas yang lain dan belum tentu Kelapa sawit menjadi kebutuhan masyarakat maluku utara atau masyarakat di sekitar perkebunan kelapa sawit itu sendiri.akan tetapi hasil dari produksi kelapa sawiti di eksport ke luar negeri, ekspor kelapa sawit ini pun hanya sampai pada bahan setengah jadi bukan bahan jadi, hal yang lain adalah walaupun secara factual Indonesia adalah Negara yang memiliki ekspor kelapa sawit terbesar di dunia akan tetapi Indonesia tidak meiliki kekuatan yang kuat untuk menentukan harga kelapa sawit itu sendiri, justru yang berpengaruh besar untuk menetukan harga Komoditi kelapa sawit adalah negeri jiran Malaysia ( bagaikan Dakocan bukan Sarinah ), Indonesia hanya memiliki pasokan sawit akan tetapi Indonesia dipermainkan dalam menentukan harga pasokan atau komoditi sawit oleh Negara Tujuan.Jadi yang memiliki peranan penting dalam penentuan harga Indonesai bagaikan Dakocan yang tidak bisa berbuat banyak, Indonesia hanya memiliki Jasad ( pemasok bahan mentah Sawit ) yang tidak disertai dengan energy Kehidupan ( menentukan harga ). 

Sepanjang pengetahuan penulis, Konflik di perkebunan sawit bukan menjadi rahasia lagi, di Sulawesi (celebes), Kalimantan ( Borneo ) Sumatera dan kalaupun Pemerintah Maluku Utara terutama para Bupati dan Walikota mau mengucapkan selamat datang pada infestasi kelapa sawit maka dapat dipastikan akan memperpanjang daftar konflik Perkebunan kelapa sawit di Indonesia antara masyarakat dengan Perusahaan itu sendiri.jadi belum ada contoh kongkrit di Indonesia ini dan di belahan dunia manapun tidak terkecuali di Malaysia sekalipun bahwa perkebunan kelapa sawit itu mensejahterakan petani atau Masyarakat justeru sebaliknya, masyarakat selalu di korbankan, karena ketika pembukaan lahan secara massif ini di berlakukan, lahan perkebunan atau sendi-sendi pengidupan yang sangat fatal bagi masyarakat akan berkurang karena sesungguhnya masyarakat Indonesia terutama Petani dan nelayan hanya butuh dua hal penting dalam pempertahankan dan pemenuhan kehidupan dan kebutuhan hidupnya yakni tanah dan air. sedangkan kompenen yang lain hanyalah sebagai komponen ikutan saja. 

Dari paparan ini, penulis menyarankan kepada pemerintah Indonesia wabil khusus Pemerintah Maluku Utara untuk segera menghentikan Infestasi perkebunan skala besar serta pengeolaan Sumber Daya Alam yang tidak bisa di perbaharui ( Minerals ), terutama perkebunan kelapa sawit dan beralih pada pengembangan atau budi daya komoditi Lokal yang berkelanjutan terutama Pohon Sagu dan juga, Pala, Cengkih, Kenari. Penulis meyakini bahwa ketika Komoditi Lokal ini di kembangkan secara maksimal, maka Indonesia atau Maluku Utara akan diuntungkan dari beberapa sector baik secara ekonomis dan secara ekologi. Jika masih diragukan tentang Tepung Pohon Sagu. Ulat Sagu dan Jamur Sagu memiliki nilai protein yang kurang tinggi di bandingkan dengan Beras dan makanan-makanna bermerek laninya maka penulis menyarankan kepada perguruan tinggi yang ada di Maluku Utara untuk melakukan penelitian Khusus tentang Nutrisi dan kandungan lainya yang dikandung oleh komoditi ini.sudah saatnya penulis menyerukan kepada masyarakat Maluku Utara untuk gemar makan atau mengkonsumsi sagu bukan hanya gemar makan ikan seperti yang di kompanyekan oleh pemerintah melalui Dinas Kelautan dan Perikanan.penulis menyatakan dengan tegas bahwa “penulis adalah generasi sagu". dan penulis meyakini bahwa masih banyak masyarakat Maluku Utara merindukan tepung sagu yang kemudian diolah menjadi makanan tradisional “Popeda “. Ini dapat di buktikan dengan kebiasaan Ibu Menyusui di daerah Pulau Halmahera san sekitarnya, ketika para Ibu menyusui mereka harus mengkonsumsi Popeda ,karena di yakini bahwa dari popeda ini akan menghasilkan banyak Asi untuk bayi mereka, ini di yakini sampi sekarang dam juga ada beberapa pejabat di Provinsi Maluku utara ini harus memesan khusus tepung sagu dari kampong halamanya karena ketika tidak megkonsumsi Popeda terlalu lama maka mereka tidak memiliki Gairah untuk kerja ini fakta hal lain ketika kita mengunjungi beberapa tempat rumah makan yang menu khususnya adalah Popeda sebut daja di daerah pasar Bastiong ternate utara, Pasar Dufa-Dufa ternate selatan dan daerah terminal lama ternate tengah pada saat-saat tertentu anda akan tidak kebagian Popeda ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat Maluku Utara doyan makan popeda dan bagi penulis sendiri sagu Popeda dan Pohon Sagu adalah jati diri masyarakat Maluku Utara dan ketika Komoditas ini hilang dari pasaran maka searah dengan itu juga maka kehilangan jati diri masyarakat Maluku Utara itu sendiri. Semoga kita tidak kehilangan jati diri kita. 


Ide dan gagasan tidak lahir dengan sendirinya
Akan tetapi, lahir karena menghabiskan
bercangkir-cangkir kopi
dan berbatang-batang rokok


by. Abaya

1 komentar:

  1. Sangat inspiratif, apakah tanaman Sagu bisa dikembangkan di Jawa? Suatu saat nanti saya akan merintis pengembangan tanaman Sagu sebagai tanaman pangan dan mendukung perbaikan ekologi dan energi hijau. Terimkasih

    www.visionersight.tk

    BalasHapus