SAY NO TO MINING IN NORTH MOLUCAS

SAY NO TO MINING IN NORTH MOLUCAS
WALHI MALUT Aksi Teatrikal Hari Anti Tambang

Selasa, 12 November 2013

Jurnalisme Warga dan Media Komunitas

Ternate-Untuk meluaskan kampanye pemanasan global dan perubahan iklim, Walhi Maluku Utara melalui program Jurnalisme Komunitas dan Metadata dalam Perspektif Pemanasan Global di Maluku Utara, pada Selasa 12 November 2013 bertempat di Kantor Walhi Maluku Utara, menyelenggarakan Diskusi Kelompok Fokus dengan menghadirkan Mahmud Ici, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Ternate sebagai narasumber.

Kegiatan yang didukung oleh The Samdhana Institute ini, merupakan rangkaian program tahunan dalam rangka meluaskan wacana pemanasan global di Maluku Utara, yang telah dilakukan secara bertahap sejak tahun 2011. Diskusi Kelompok Fokus ini sendiri, dihadiri oleh 22 peserta dari berbagai kalangan diantaranya LSM, Alumni Jurnalisme Komunitas dan Metadata tahap pertama, serta Akademisi. Tujuan dari kegiatan ini, untuk mencari temu konsepsi ide tentang kampanye dan publikasi persoalan pemanasan global, dengan metode penulisan jurnalisme warga kepulauan.

“Serta sebagai langkah awal merajut kerjasama antar lembaga di Maluku Utara, baik sesama CSO, maupun kerjasama media lokal dan kalangan perguruan tinggi, dalam dukungan terhadap jurnalisme komunitas dan metadata kampung,” papar Najamudin M. Daud, koordinator program.
Menurut Mahmud Ici, yang juga bekerja sebagai redaktur di salah satu media Maluku Utara, isu-isu komunitas saat ini memang sulit untuk menembus pemberitaan di berbagai media mainstream.

“Sebab isunya masih kasuistik, sementara media mainstream bekerja dengan target oplah. Industri media memperhitungkan keberlanjutan media secara ekonomis, melewati batas-batas ideologi,” ungkapnya.
“Maka penting bagi Walhi ataupun lembaga-lembaga pendampingan dan advokasi, untuk membangun media alternatif, bisa berupa radio komunitas atau memanfaatkan media online seperti facebook, tweeter, blog atau website,” tambahnya.

Mahmud Ici juga menawarkan alternatif lainnya, yakni memanfaatkan rubrik SMS dan Surat Pembaca yang ada di kolom-kolom media mainstream, selain sebagai upaya membangun kesadaran warga untuk menuliskan masalah dan informasi dalam komunitasnya, juga agar dapat dibaca dan diketahui oleh para pemangku kebijakan.

Sementara, Abdul Asis Hakim, Akademisi Universitas Khairun yang juga hadir sebagai peserta, menawarkan dibentuknya media-media komunitas yang dapat diakses oleh komunitas, baik sebagai pembaca maupun sebagai penulis.

“Karena umumnya, media arus utama ini hanya dikonsumsi oleh kalangan menengah ke atas, maka membangun media komunitas dan mendidik komunitas untuk menulis merupakan kebutuhan saat ini, media komunitas ini bisa berupa Majalah Dinding (Mading) atau lainnya,” terang Asis, biasanya disapa.
Setelah berdiskusi selama dua jam, kegiatan diakhiri dengan melahirkan konsepsi kampanye dan publikasi untuk persoalan pemanasan global dengan metode jurnalisme warga. “Luar biasa. Ada beberapa metode membangun jurnalisme warga di komunitas-komunitas, yang lahir dari hasil diskusi hari ini diantaranya SMS Pembaca untuk media mainstream dan juga Koran dinding sebagai media komunitas,” kesan Najamudin diakhir kegiatan.

Ia juga menambahkan harapan, “Output dari kegiatan ini, kami berharap kawan-kawan yang sedang dan akan melakukan pendampingan di komunitas-komunitas warga, dapat dimudahkan kerjanya dengan konsepsi ide-ide tadi sebagai metode membangun jurnalisme warga,” tutupnya.

1 komentar: